Kamis, 02 Juni 2011

TUGAS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam hal ini Puskesmas  adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang merupakan perangkat pemerintah daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pola organisasi untuk melaksanakan tugas tersebut terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha ,staf Administrasi dan kelompok jabatan fungsional.

  Salah satu azas Puskesmas adalah harus bertanggungjawab atas pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, maka bila terjadi masalah kesehatan Puskesmas harus bertanggungjawab untuk mengatasinya. Adapun fungsi Puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Fungsi ini berkaitan erat dengan program yang dilaksanakan Puskesmas, yang pada era desentralisasi ini dibedakan menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan. Program kesehatan dasar merupakan program minimal yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dikemas dalam basic six, meliputi Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA dan KB, Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) serta Pengobatan. Pelayanan medik dasar yang diberikan yaitu rawat jalan dan rawat inap, untuk rawat jalan dilaksanakan oleh semua Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Pos Bersalin Desa. Program Pemberantasan Penyakit Menular dengan kegiatan surveilans epidemiologi merupakan kewaspadaan untuk mengamati timbul dan penyebaran penyakit dilakukan secara terus menerus, tepat dan menyeluruh bertujuan untuk mengetahui bagaimana epidemiologi dan berapa besar masalah penyakit tersebut di masyarakat, sehingga dapat dilakukan perencanaan untuk pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya serta untuk mengetahui informasi yang up to date mengenai penyakit tersebut di masyarakat.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian atau kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu, termasuk kejadian kesakitan/kematian yang disebabkan oleh penyakit menular maupun yang tidak menular dan kejadian bencana alam yang disertai wabah penyakit 3). Untuk mencegah terjadinya KLB perlu diadakan pemantauan Kejadian Luar Biasa, merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap frekuensi penyakit khususnya penyakit potensi wabah yang timbul sehingga dapat diketahui permasalahan yang terjadi di masyarakat untuk dapat dilakukan tindakan. Pemantauan Kejadian Luar Biasa dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku manajer bersama dengan Tim Epidemiologi Puskesmas (TEPUSK) dengan melihat pola penyakit dan trend penyakit berdasarkan waktu dan tempat setiap hari. Kegiatan pemantauan Kejadian Luar Biasa, dilakukan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit menular berpotensi wabah seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, Acute Flacid Paralisis (AFP), Infeksi Saluran Penafasan bagian Atas (ISPA), keracunan dan bencana. Model manajemen Puskesmas dan penjabaran fungsinya diera
desentralisasi adalah model ARRIME (Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi). Oleh sebab itu keberadaan penyakit PD3I dan penyakit yang berpotensi wabah harus selalu dipantau secara cepat dan tepat, sehingga dapat diketahui perkembangan frekuensi terjadinya kasus serta dapat dilakukan tindakan sampai batas tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Untuk pemantauan KLB dibutuhkan suatu sistem menghasilkan data dan informasi tepat waktu, lengkap dan dapat diakses setiap saat guna pengambilan keputusan klinis dan administrasi oleh kepala Puskesmas di tingkat manajemen strategis, manajemen operasional serta taktis yaitu dokter, bidan dan petugas paramedik lainnya di Puskesmas serta untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pemantauan kegiatan operasional pemberantasan dan pencegahan, sehingga akan merupakan dukungan utama bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan.






































            BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.

Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan faktafakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat
langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.

Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai: Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang
diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi.

Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.
Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien.

Meskipun sistem informasi berbasis komputer menggunakan teknologi komputer untuk memproses data menjadi informasi yang memiliki arti,ada perbedaan yang cukup tajam antara komputer dan program computer di satu sisi dengan sistem informasi di sisi lainnya. Komputer dan perangkat lunak komputer yang tersedia merupakan fondasi teknis, alat, dan material dari sistem informasi modern. Komputer dapat dipakai sebagai alat untuk menyimpan dan memproses informasi. Program komputer atau perangkat lunak komputer merupakan seperangkatinstruksi operasi yang mengarahkan dan mengendalikan pemrosesan informasi.


B.Manfaat Sistem Informasi manajemen Puskesmas

Manfaat  Sistem Informasi  Puskesmas adalah meningkatkan system pelayanan  kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitas pelayanan.

1. Tujuan Khusus :
a.       Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi
b.       Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan
c.        Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan
d.       Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem informasi kesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiri dari informasi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dan data survailans epidemologi.

2. Ruang Lingkup Simpus :

SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat .

a.       latar Belakang penggunaan SIMPUS :
1)    Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam wilayah suatu puskesmas
2)    Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
3)    Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.

b.       Maksud dan Tujuan SIMPUS
1)    Mengumpulkan data dari  Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll
2)    Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan
3)    Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing - masing
4)    Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun bulanan.

c.        Keunggulan Komparatif SIMPUS
1)    Program didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam operasional dan menarik dalam laporan - laporan yang dihasilkan
2)    Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang mendukung kebijakan Pemda
3)    Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian Obat, sehingga meminimalisasi pemakaian kertas.
4)    Pengelolaan database yang dapat diakses bersama ( terbentuk Bank Data Kesehatan Daerah )
5)    Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan
6)    SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone
7)    SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan Terpusat maupun Terdistribusi Adapun Penerapan suatu Teknologi baru selalu memerlukan proses yang bertahap, faktor yang paling umum menjadi penyebab adalah kualitas Sumber Daya Manusia dan minimnya saranan pendukung. Adapun fasilitas yang include didalamnya antara lain :

a)    Tabel :
(1)  Tabel Pasien
(2)  Tabel Penyakit
(3)  Tabel Obat
(4)  Tabel Kecamatan, Desa
b)    Input :
(1)  Register Harian Pasien
(2)  Penerimaan Obat
(3)  Pengeluaran Obat
(4)  Stok Obat Bulanan
c)     Laporan
(1)  Query Register Harian
(2)  Query Penyakit
(3)  Query Obat
(4)  Rekap (bulanan, harian, mingguan) pasien per jenis dan golongan umur
(5)  Rekap Penyakit
(6)  Rekap Obat
(7)  -Data Kesakitan (LB1)
(8)  -LPLPO

Untuk mendukung pelaksanan SIMPUS secara utuh,  puskesmas dituntut minimal
menyediakan 3 (tiga) unit Komputer .





























            BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN

Puskesmas Karangtengah Kabupaten Demak yang terletak di Jln.Demak – Semarang . Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di era globalisasi sistem informasi manajemen puskesmas, merencanakan sistem pelayanan yang tepat dan cepat antara lain :

A.    MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tingkat kecamatan, untuk peningkatan pelayanan antara lain :

1.     Manajemen operasional Puskesmas
a.     Membuat data pencapaian/ cakupan kegitan pokok tahun lalu
b.     Menyusun RUK melalui analisis dan perumusan masalah berdasarkan prioritas
c.     Menyusun RPK secara rinci dan lengkap
d.     Melaksanakan mini lokakarya bulanan
e.     Melaksanakan mini lokakarya tribulanan (lintas sektoral)
f.      Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten tepat waktu
g.     Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan

2.     Manajemen alat dan obat
a.     Membuat kartu inventarisasi dan menempatkan di masingmasing ruangan
b.     Melaksanakan up dating daftar inventaris alat
c.     Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat/bahan di gudang secara rutin
d.     Menerapkan FIFO dan FEFO

3.     Manajemen keuangan :
a.     Membuat catatan bulanan uang masuk-keluar dalam buku kas
b.     Kepala puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan berkala

4.     Manajemen Ketenagaan :
a.     Membuat daftar/ catatan kepegawaian petugas
b.     Membuat uraian tugas dan tanggungjawab setiap petugas
c.     Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung  jawab
d.     Membuat penilaian DP3 tepat waktu


B.    JARINGAN

Puskesmas Karangtengah mempunyai rencana pengembangan sistem informasi manajemen berbasis jaringan guna untuk meningkatkan sistem pelayanan ,namun dari hal tersebut masih terhalang kurangnya perangkat software dan terbatasnya SDM .sehingga sistem informasi manajemen yang dilakukan masih  dengan cara manual , besar harapan puskesmas mengupayakan akan bisa terlaksananya sistem informasi berbasis jaringan, terlaksananya sistem tersebut bisa meningkatkan pelayanan kesehatan dan manajemen dengan cepat, tepat dan benar









BAB II
PENUTUP



A.  Kesimpulan
1.    Sumber utama data dan informasi kesehatan pada puskesmas  adalah rekam medis
2.    Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas , anamnesa,penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap , rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat
3.    Data pasien dapat digunakan sebagai informasi untuk pasien tersebut (INDIVIDU) dan informasi MANAJEMEN
4.    Kompilasi data individu dapat menggambarkan dan digunakan sebagai informasi masyarakat
5.    Sistem Informasi manajemen Puskesmas  adalah upaya untuk mengumpulkan, mengolah dan mengubahnya menjadi informasi yang digunakan untuk penyusunan kebijakan, penyusunan program .


B.   SARAN

Adanya perkembangan zaman dan tehnologi yang maju semakin pesat, serta tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap pelayanan yang cepat dan tepat di Puskesmas ,dari hal tersebut untuk meningkatkan kinerja yang efisien (organisasi,manajemen dan SDM) maka Puskesmas harus mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsive,efektif,efisien . maka adanya perkembangan tehnologi mutlak diperlukan guna mendukung pelayanan tersebut.untuk itu bila puskesmas memiliki sistem informasi manajemen yang baik sehingga pemanfaatan tehnologi sistem informasi tersebut dapat diakses oleh dari semua pihak dengan mudah.



















DAFTAR PUSTAKA



Departemen Kesehatan RI , Pedoman Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu
Puskesmas , 1981

Departemen Kesehatan RI , Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas, 1993

Departemen Kesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, 2004